Sinopsis:
Yuan Cheng Zi (Yen Cheng Chen). Ayahnya, komandan dinasti Ming. Ketika ayahnya dihukum mati secara tidak adil oleh Kaisar Chong Zen, Yang Cheng Chen disembunyikan dan tumbuh besar di gunung Hoasan. Disana ia mempelajari ilmu silat langsung dibawah bimbingan tetua Mu Ren Qing.
Ketika usai mempelajari ilmu Hoasan, ia turun gunung dan memasuki dunia persilatan, dengan tujuan utamanya membalas dendam kematian ayahnya.
Dalam petualangannya, ia menemukan makam pendekar Pedang Ular Emas yang akhirnya mengarahkan dirinya untuk bertemu dengan mantan istri dan anak putrid sang pendekar tersebut. Melalui tragedy keluarga, sang putri pendekar, Xia Qing Qing, selanjutnya menemani perjalanan Yuang Chengzi memburu Kaisar Chong Zen.
Ketika Yuang Chengzi sedang mengantarkan harta karun yang akan diserahkan pada kaum pemberontak melawan Kaisar Chong Zen, Yuan Chengzi berkenalan dengan Ah Jiu. Yang ternyata kemudian adalah putri Chang Ping, anak sang kaisar.
Yuan Cheng Zi yang juga sebagai ketua dunia persilatan memiliki 3 senjata pusaka yang diketemukan di makam Pendekar Pedang Ular Emas, yakni kitab silat, pedang dan mustika penghisap racun. Ketiga pusaka yang aslinya berhasil dicuri oleh pendekar pedang ular emas dari perguruan Hu Tu.
Latar belakang ketiga pusaka yang ada ditangannya membawa Yuang Chengzi berurusan dengan partai Hu Tu yang dipimpin oleh seorang wanita muda, He Tie Shou.
Kebaikan hati, keluguan dan kehebatan ilmu pedang Yuan Chengzi membuat kekasihnya, Xia Qing Qing seringkali cemburu buta ketika Ah Jiu yang juga sang Putri, He Tie Shou, dan lainnya juga menaruh hati kepada Yuan Chengzi.
Sedikit membuat heran ketika mengikuti sepak terjang Xia Qing Qing ini. Rasanya mustahil penulis besar semacam Jin Yong membentuk karakter tokoh utama wanita yang secengeng ini. Sangat kekanak-kanakan dan begitu ego. Dalam banyak hal, perilaku Xia Qing Qing, lebih banyak merepotkan kekasihnya. Disamping awal hubungan mereka berdua yang hanya berdasarkan permintaan sang ibu Xia Qing Qing ketika menjelang ajalnya. Terlalu simpel.
Kaisar Chongzen akhirnya berhasil digulingkan oleh Chuang Wang. Sang kaisar mati dengan menggantung diri. Putri Chang Ping yang kini berlengan tunggal, setelah sebelah lengannya dipotong oleh ayahandanya untuk mencegah ia menjadi kebuasan para pemberontak yang menyerbu istana, pada akhirnya menjadi sorang bhiksuni.
Momen besar ketika putri Chang Ping mewartakan dirinya menjadi bhiksuni, sama sekali tak tergarap dengan baik. Yuan Chengzi hanya menunjukkan wajah sedih, tanpa kata dan ekspesi yang cukup. Rasanya terlalu banyak adegan asli dinovelnya yang dihilangkan atau tak digarap detil dalam film ini.
Tentang satu tokoh wanita lagi, Hsiao Shu Shen sebagai He Tie Shou, ketua perguruan Hu Tu yang tersingkir dan akhirnya menjadi murid Yuang Chengzi, berhasil menjalankan perannya dengan sangat cantik. Peran yang menuntut ia sebagai pendekar wanita yang hebat sekaligus memikat berhasil ia tampilkan secara sempurna. Perfect !!!
Diluar itu, film ini menyajikan adegan pertarungan pedang dan aneka senjata lainnya dengan cukup baik. Pemilihan lokasi yang out door pun menambah semaraknya film ini.
Bintang 5 untuk permainan Bobby Dou Zhi Kong sebagai Yuan Chengzi.
Bintang 3 untuk Eva Huang sebagai Xia Qing Qing
Bintang 4 untuk Sun Fei Fei sebagai Ah Jiu / Princess Chang Ping
Bintang 4 untuk Hsiao Shu Shen sebagai He Tie Shou
Sebuah kisah silat yang menarik untuk dinikmati, walau awalnya sempat membuat bingung karena begitu banyak tokoh karakter yang terlibat dalam cerita ini. Namun secara kualitas dan isi cerita, masih dibawah Xiao Ao Jiang Hu (Pendekar Kelana) dan atau Heaven Dragon-nya Qiao Feng.
Yuan Cheng Zi (Yen Cheng Chen). Ayahnya, komandan dinasti Ming. Ketika ayahnya dihukum mati secara tidak adil oleh Kaisar Chong Zen, Yang Cheng Chen disembunyikan dan tumbuh besar di gunung Hoasan. Disana ia mempelajari ilmu silat langsung dibawah bimbingan tetua Mu Ren Qing.
Ketika usai mempelajari ilmu Hoasan, ia turun gunung dan memasuki dunia persilatan, dengan tujuan utamanya membalas dendam kematian ayahnya.
Dalam petualangannya, ia menemukan makam pendekar Pedang Ular Emas yang akhirnya mengarahkan dirinya untuk bertemu dengan mantan istri dan anak putrid sang pendekar tersebut. Melalui tragedy keluarga, sang putri pendekar, Xia Qing Qing, selanjutnya menemani perjalanan Yuang Chengzi memburu Kaisar Chong Zen.
Ketika Yuang Chengzi sedang mengantarkan harta karun yang akan diserahkan pada kaum pemberontak melawan Kaisar Chong Zen, Yuan Chengzi berkenalan dengan Ah Jiu. Yang ternyata kemudian adalah putri Chang Ping, anak sang kaisar.
Yuan Cheng Zi yang juga sebagai ketua dunia persilatan memiliki 3 senjata pusaka yang diketemukan di makam Pendekar Pedang Ular Emas, yakni kitab silat, pedang dan mustika penghisap racun. Ketiga pusaka yang aslinya berhasil dicuri oleh pendekar pedang ular emas dari perguruan Hu Tu.
Latar belakang ketiga pusaka yang ada ditangannya membawa Yuang Chengzi berurusan dengan partai Hu Tu yang dipimpin oleh seorang wanita muda, He Tie Shou.
Kebaikan hati, keluguan dan kehebatan ilmu pedang Yuan Chengzi membuat kekasihnya, Xia Qing Qing seringkali cemburu buta ketika Ah Jiu yang juga sang Putri, He Tie Shou, dan lainnya juga menaruh hati kepada Yuan Chengzi.
Sedikit membuat heran ketika mengikuti sepak terjang Xia Qing Qing ini. Rasanya mustahil penulis besar semacam Jin Yong membentuk karakter tokoh utama wanita yang secengeng ini. Sangat kekanak-kanakan dan begitu ego. Dalam banyak hal, perilaku Xia Qing Qing, lebih banyak merepotkan kekasihnya. Disamping awal hubungan mereka berdua yang hanya berdasarkan permintaan sang ibu Xia Qing Qing ketika menjelang ajalnya. Terlalu simpel.
Kaisar Chongzen akhirnya berhasil digulingkan oleh Chuang Wang. Sang kaisar mati dengan menggantung diri. Putri Chang Ping yang kini berlengan tunggal, setelah sebelah lengannya dipotong oleh ayahandanya untuk mencegah ia menjadi kebuasan para pemberontak yang menyerbu istana, pada akhirnya menjadi sorang bhiksuni.
Momen besar ketika putri Chang Ping mewartakan dirinya menjadi bhiksuni, sama sekali tak tergarap dengan baik. Yuan Chengzi hanya menunjukkan wajah sedih, tanpa kata dan ekspesi yang cukup. Rasanya terlalu banyak adegan asli dinovelnya yang dihilangkan atau tak digarap detil dalam film ini.
Tentang satu tokoh wanita lagi, Hsiao Shu Shen sebagai He Tie Shou, ketua perguruan Hu Tu yang tersingkir dan akhirnya menjadi murid Yuang Chengzi, berhasil menjalankan perannya dengan sangat cantik. Peran yang menuntut ia sebagai pendekar wanita yang hebat sekaligus memikat berhasil ia tampilkan secara sempurna. Perfect !!!
Diluar itu, film ini menyajikan adegan pertarungan pedang dan aneka senjata lainnya dengan cukup baik. Pemilihan lokasi yang out door pun menambah semaraknya film ini.
Bintang 5 untuk permainan Bobby Dou Zhi Kong sebagai Yuan Chengzi.
Bintang 3 untuk Eva Huang sebagai Xia Qing Qing
Bintang 4 untuk Sun Fei Fei sebagai Ah Jiu / Princess Chang Ping
Bintang 4 untuk Hsiao Shu Shen sebagai He Tie Shou
Sebuah kisah silat yang menarik untuk dinikmati, walau awalnya sempat membuat bingung karena begitu banyak tokoh karakter yang terlibat dalam cerita ini. Namun secara kualitas dan isi cerita, masih dibawah Xiao Ao Jiang Hu (Pendekar Kelana) dan atau Heaven Dragon-nya Qiao Feng.
Bahasa
Sutradara
Negara
Budget
Revenue
Kualitas
Bintang Film
Tagline