A Nice Jewish Boy 2024
Bellisha, seorang pria Yahudi yang tinggal bersama ibunya, Giselle, di sebuah suburb yang dulu ramai dengan komunitas Yahudi, kini mendapati dirinya dan ibunya sebagai satu-satunya orang Yahudi yang tersisa di lingkungan mereka. Dulu, tempat ini dipenuhi dengan tradisi, kebersamaan, dan kehidupan keagamaan yang kaya, namun seiring berjalannya waktu, segalanya mulai menghilang. Sinagoga yang dulunya menjadi pusat kehidupan rohani mereka telah ditutup, dan sekarang, toko grosir kosher yang terakhir juga akan tutup. Dengan penutupan toko ini, tak hanya makanan yang mereka kenal yang hilang, tetapi juga simbol terakhir dari identitas mereka sebagai bagian dari komunitas yang lebih besar.
Bellisha dan Giselle menyadari bahwa mereka kini menjadi bagian dari cerita yang lebih besar tentang perubahan dan kehilangan. Giselle, yang telah tinggal di daerah itu sepanjang hidupnya, merasa berat hati melihat perubahan ini. Toko grosir kosher yang dulu menjadi tempat mereka bertemu dengan teman-teman dan tetangga, kini hanya menyisakan kenangan pahit. Sedangkan Bellisha, yang lebih muda dan telah menghabiskan sebagian besar hidupnya di bawah bayang-bayang ibu yang sangat terikat pada tradisi, merasa terasingkan. Meski ia tidak memiliki ingatan akan masa kejayaan komunitas Yahudi di suburb ini, ia merasakan kehilangan yang mendalam.
Ketika toko kosher terakhir menutup pintunya untuk selamanya, Bellisha dan Giselle mulai menghadapi kenyataan bahwa mereka adalah orang-orang Yahudi terakhir yang tinggal di tempat ini. Tentu saja, kehidupan mereka masih dipenuhi dengan kebiasaan yang sudah lama mereka jalani: kebaktian di rumah, makan malam yang dipenuhi dengan hidangan tradisional, dan percakapan yang dipenuhi cerita-cerita dari masa lalu. Namun, semakin hari, suasana itu terasa semakin sepi. Mereka bertanya-tanya, apakah ada tempat lain di dunia yang bisa mereka sebut rumah? Atau apakah mereka akan menjadi saksi terakhir dari sebuah era yang sudah lama berlalu?
Ketegangan semakin meningkat saat Bellisha merasa terpecah antara menjaga warisan dan tradisi keluarganya atau mencari kehidupan baru yang lebih terhubung dengan dunia di luar komunitas Yahudi. Giselle, yang sudah lebih tua dan setia pada akar tradisionalnya, mengingatkan Bellisha bahwa mereka harus menjaga nilai-nilai mereka, meskipun dunia di sekitar mereka berubah begitu cepat. Tetapi Bellisha mulai merasa bahwa tinggal di tempat yang semakin terasa asing ini tidak lagi memberikan mereka ruang untuk berkembang.
Dalam perjalanan mereka, Bellisha dan Giselle harus menghadapi tantangan besar: apakah mereka akan melanjutkan kehidupan mereka di lingkungan yang semakin terasing, atau apakah mereka akan mencari tempat yang baru di mana mereka bisa melanjutkan tradisi mereka tanpa merasa seperti pengungsi di tanah air mereka sendiri? Saat satu-satunya toko kosher tutup dan sinagoga ditinggalkan, mereka berdua mulai bertanya-tanya apakah identitas mereka sebagai orang Yahudi akan bertahan, atau apakah mereka akan menjadi bagian dari sebuah masa lalu yang tidak lagi relevan di dunia modern.